Jumat, 23 November 2018

ORGANISASI dan MANAJEMEN PERUSAHAAN INDUSTRI

TUGAS KEWIRAUSAHAAN




NAZLA LATIFA HANUM
SYIFA AULIA AZAHHRA
2DD02





UNIVERSITAS GUNADARMA
2018

Ulasan mengenai sebuah perusahaan
v  Bio Perusahaan
A.    Deskripsi Umum Perusahaan
Nama Perusahaan              : Ayam Mrothol
Tanggal berdiri                  : 27 Maret 2017
Alamat Perusahaan           : Jalan Akses Universitas Indonesia No. 51, Kelapa Dua, Depok      (resto) dan CafĂ© Gunadarma Kampus J1 Kalimalang
Jenis Perusahaan               : Industry
Jumlah Karyawan             : 3 orang
Produk                              : Makanan

B.     Riwayat Perusahaan
Ayam Mrothol merupakan perusahaan (Industry) yang bergerak dalam bidang pengolahan makanan (makanan dan minuman) yang didirikan pada tanggal 30 Maret 2017.

C.    Visi dan Misi Perusahaan
1.      VISI
Menjadi restoran ayam dengan rasa dan pelayanan terbaik di Indonesia
2.      MISI
a)      Menjadi perusahaan terbaik bagi semua karyawan kami di setiap komunitas di Indonesia.
b)      Mengutamakan kualitas dalam hal apapun yang dilakukan (pelayanan) dan disajikan (makanan).
c)      Mengembangkan usaha di beberapa tempat yang strategis untuk menjadi restoran terbaik di Indonesia.

v  Latar Belakang Usaha
Rumah makan adalah istilah umum untuk menyebutkan sebuah usaha yang menyajikan makanan. Selain resto kami juga membuka usaha ayam mrothol dengan gaya (outlet/kios) yang dimana customer datang membeli untuk dibawa atau di bungkus.
Proses usaha bisnis resto/rumah makan ini membutuhkan keyakinan dan pemikiran yang cukup panjang. Sebelumnya pemilik ayam mrothol yang bernama bp Edi dan bp Wiwin bekerja sebagai penyuplai ayam potong yang dikirim ke supermarket-supermarket. Kemudian beliau berpikir kenapa tidak kita buka saja restaurant ayam saja. Akhirnya, sejak saat itu ia membuka usaha rumah makan “Ayam Mrothol” pada tanggal 30 Maret 2017 yang berlokasi di Jalan Akses Universitas Indonesia No. 51, Kelapa Dua, Depok (untuk restaurant pertamanya). Bahasa Mrothol sendir berasal dari bahasa Jawa yang artinya mudah lepas. Sehingga, ayam mrothol adalah ayam yang mudah lepas. Mudah lepas disini maksudnya adalah harapan bahwa pada saat konsumen memakannya, maka tidak perlu repot-repot untuk memisahkan antara tulang dengan dagingnya. Kisaran harganya sangat terjangkau. Kini ayam mrothol juga melayani catering.
v  Logo
Logo usaha ayam mrothol memiliki filosofi bahwa ayam itu awalnya berasal dari telur, sehingga diharapkan dapat menjadi pioneer dan dapat berkembang. Untuk warnanya, ayam mrothol menggunakan perpaduan antara warna kuning dan merah dimana warna merah ini sebagai daya tarik.

v  Pesaing
Untuk pesaing ayam mrothol saat ini seperti Mr. Cripsy dan Hisana

v  Rencana Pengembangan Usaha
Resto Ayam Mrothol, berencana menambahkan menu-menu baru yang juga tidak lepas dari bahan-bahan ayam. Kami juga berencana akan menambah outlet-outlet baru dan restaurant baru di daerah-daerah yang belum banyak restaurant ayam.



























LAMPIRAN
















Booth Ayam Mrothol di Kantin Gunadarma J1 Kalimalang.
(Pengelola : Syifa Aulia)





Kamis, 11 Oktober 2018

PROFIL SYIFA AULIA AZAHHRA

Nama saya Syifa Aulia Azahhra, biasa di panggil Syifa. Saya lahir di Karawang, 23 Maret 1998. Saya adalah anak keempat dari empat bersaudara, saya memiliki 2 kakak laki-laki dan 1 kakak perempuan. Kedua orangtua saya terlahir di tanah Jawa. Selama saya kuliah saya tinggal di tempat bude saya yaitu di Bekasi. Mama saya tinggal di Karawang.

Saya menempuh pendidikan mulai dari taman kanak-kanak di TK Mashitoh Karawang, kemudian saya lanjut pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SDN Adiarsa Barat 3 Karawang, sayapun lanjut pendidikan SMP di SMPN 2 Karawang, setelah lulus SMP saya melanjutkan pendidikan SMA di SMA 5 Karawang. Dan saat ini saya melanjutkan pendidikan di Universitas Gunadarma Kalimalang (J1) dan saya mengambil Jurusan D3 Manajemen Pemasaran. Alasan saya mengambil Jurusan Pemasaran adalah karena keluarga saya rata-rata sukses dan berhasil karena usaha yang didirikannya, selain itu saya sendiri ikut terjun langsung bekerjasama dengan keluarga untuk membuka suatu usaha Restoran Ayam yang saya syukuri karena BERHASIL. Selain usaha yang sedang saya jalani saat ini bersama keluarga sayapun berencana ingin membuat usaha baru bersama teman-teman saya yang saat ini masih dalam perencanaan (doakan semoga berjalan dengan lancar, dan BERHASIL).


Sejak saya menduduki bangku SMP, saya sudah suka dengan yang namanya "BERNIAGA/BERJUALAN" dari mulai jualan gelang-gelang seharga 1,000 sampai 5,000 kemudian berjualan kue-kue basah, baju-baju, bahkan pulsa yang untungnya tidak seberapa tapi saya tetap senang berjualan karena menurut saya berjualan itu kita bisa menambah silaturahmi (misal : dengan konsumen/pembeli), dan bisa berbagi pikiran dengan mereka.

 Saya sangat senang makan, ntah kenapa saya selalu mempunyai nafsu makan yang tinggi bahkan bisa dibilang (GILA!!) karena baru makan nasi / makanan berat habis lalu saya lapar lagi dan kemudian saya beli lagi begitu terus sampai saya bilang KENYANGGG!! Saya bisa makan sehari 6 sampai 7 kali (makanan berat, belum makanan ringan/cemilan) yaaa kalau kata teman-teman saya "GILA LU SIP, PERUT APA PERUT" ya mereka si awalnya kaget tapi karena kita sudah kenal cukup lama jadi mereka sudah tau kebiasaan makanku yang gila hehehe. Oiya hampir semua makanan saya suka, 1 lagi yang benar-benar saya suka adalah JENGKOL apalagi buatan Tante Dina (enaaaak pollll... kangennn) / ciee kepo Tante Dina siapa? hehehe. Untuk minuman ga semua saya suka yang paling sering saya minum dan gaboleh ketinggalan yaitu "Air putih dingin" selain itu setiap pagi saya harus minum susu, karena menurut saya kalau ga minum susu pagi hari tuh hambar rasanya haha. Oiyaa greentea, tau kan?? Semenjak ada minuman itu setiap kali saya menjajaki cafe/restoran/warung/kantin/dll yang selalu saya tanyakan adalah "GREENTEA" saya suka bangeeeet sama GreenTea.

 Ketakutan saya terhadap hewan yaitu reptil, saya sangat tidak suka jika melihat reptil ntah kenapa bulu-bulu (tangan, kaki) pasti semua berdiri seakan-akan mereka ingin kabur saking seremnya lihat hewan reptil. Ada pula ketakutan saya yaitu ketika saya tidak lagi bisa bebas makan, makanan kesukaan saya (karena berat badan saya cepat naik).

Motivasi yang sampai detik ini membuat saya semangat yaitu keluarga saya, keluarga besar saya karena mereka adalah panutan yang luar biasa untuk saya sendiri mereka bisa berhasil dan bisa membahagiakan orang-orang yang dicintainya dengan hasil mereka sendiri dan saya pun mau seperti itu.

  Saya menilai diri saya bahwa saya adalah wanita yang berani mengambil keputusan, berani mengambil resiko, percaya diri, pantang mundur (sampai pernah gagal pun selalu bangkit), bekerja keras, berinovatif, dapat bekerjasama dengan baik, cepat tanggap, disiplin, dan selalu mengucap syukur. Mengapa saya seperti sangat PD menulis penilaian diri saya? ya, karena ini bukan hanya penilaian dari diri saya tapi hampir dari semua keluarga dan teman-teman bahkan rekan kerja saya selalu bilang bahwa saya mempunyai sikap dan kebiasaan yang baik. Tapi.. sebenarnya saya bisa seperti itu hanya dalam hal-hal tertentu (seperti kerja), saya bisa disiplin dan bekerja keras setiap kali saya harus mengatasi masalah / menyelesaikan pekerjaan. Untuk pendidikan (saat ini) saya terbagi dua yaitu kerja (mengurus keuangan di usaha keluarga) dan (kuliah) menurut saya jauh lebih penting dan akan selalu saya utamakan yaitu perkerjaan, karena hal itu kadang saya suka lupa sama tugas-tugas kuliah jadi kadang saya suka lupa kalau sebenarnya saya punya tugas yang diberikan dosen (maafkan saya bu/pa) semoga saya bisa memanage waktu saya sehingga soal pekerjaan dan tugas kuliah bisa saya kerjakan dan terselesaikan dengan tepat waktu.


Terimakasih untuk yang sudah membaca, semoga bermanfaat bagi yang membaca, yang baik silahkan diikuti, yang salah mohon untuk tidak diikuti.

Selasa, 31 Juli 2018

Laporan Eksistensi LGBT di Lingkungan Kampus J1 Universitas Gunadarma


EKSISTENSI LGBT DI LINGKUNGAN KAMPUS J1 UNIVERSITAS GUNADARMA BEKASI
Karya Tulis


Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNffss_dv2u-1j4I-X7LfxvuRj00GJVcqCV5YN1YrmTPKR8ziHaih79ghkZDxSkdPCYQ3MGgddhJcJH-yoJrBv9g9xgBAglgAUabW5v0av2xFPfve2zc4AhLmPy4BhFpo5MaQViZNaBeM/s1600/logo_gunadarma.png


Disusun oleh :
Adella Putri (30217109)
Anisa Dewi (30217785)
Nazla Latifa (34217470)
Syifa Aulia (35217859)
Yudha Yohanes (36217323)

Program : D3 Manajemen Pemasaran




KATA PENGANTAR

Assalammualaikumwr.Wb.
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunianya kepada penulis selaku mahasiswa Universitas Gunadarma .Berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat membuat makalah ini sebagai tugas Pendidikan Kewarganegaraan. Maka dari itu, dengan ini penulis menyampaikan makalah yang berjudul“Eksistensi LGBT di lingkungan kampus J1 Universitas Gunadarma Bekasi ”.
Denganini pula penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada bapak Muhammad Ali selaku dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.Penulis menyadari, dalam pelaksanaan penelitian serta penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh sebab itu, penulis memohon maklum dan meminta maaf atas segala kekurangan dan kesalahan.
Akhir kata, penulis memohon maaf yang atas kekurangan, kesalahan, serta kekhilafan kami selama pelaksanaan penelitian maupun dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan siapa pun yang membacanya.

Wassalammualaikumwr.wb.
Bekasi, Juli 2018


Penulis


BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang Masalah

            Manusia adalah makhluk sosial, sehingga manusia tidak luput untuk berinteraksi dengan menusia yang lainnya. Di dalam proses kehidupan, manusia dituntut untuk melakoni aktivitasnya agar tidak menyimpang. Hal ini dilakukan, agar kita sebagai manusia dapat diterima di lingkungan sosial. Salah satunya seperti menentukan identitas pribadi yang paling krusial. Identitas krusial yaitu bagian di mana manusia menggolongkan dirinya sebagai perempuan atau sebagai laki-laki. Situasi dan lingkungan merupakan salah satu faktor yang menentukan peristiwa tersebut. Sebab, dalam menjalani hidup, manusia dihadapkan dengan berbagai macam pilihan seperti apa yang kita kenakan dan makan, bagaimana cara berinteraksi satu sama lain, dan di mana saja kita menghabiskan waktu dalam kehidupan sehari-hari. Keempat hal ini sangat menentukan dimana posisi sosial atau status sosial kita berada. Karena keadaan tersebut dapat mempengaruhi identitas pribadi yang ada dalam diri manusia itu sendiri.
Di zaman sekarang, fenomena LGBT semakin ramai diperbincangkan. Hal  tersebut disebabkan banyaknya pemberitaan LGBT itu sendiri. Kemudian diangkatnya sosok LGBT dalam berbagai media. Sehingga masyarakat semakin familiar.  LGBT sekarang menjadi sesuatu topik yang sering dibicarakan di kalangan semua usia. LGBT  tidak  mengenal batasan usia, jenis kelamin, status sosial maupun pekerjaan bahkan  agama.
Tak jarang mucul olokan yang ditujukan pada anggota LGBT. Hal-hal  seperti  ini, opini  pribadi  akan  ketidaksukaan  pada  LGBT  secara  umum akan muncul, kemudian bergulir menjadi opini publik melahirkan pandangan itu  mengganggu dan membahayakan apalagi jika ia dalam lingkungan kampus. Dengan  anggapan bahwa LGBT dapat menular, serta dengan sengaja menularkan. Artinya, masih  ada mispersepsi publik terhadap persoalan LGBT.
            Sejauh ini hukum nasional Indonesia tidak mengkriminalisasikan LGBT. Hukum pidana nasional tidak melarang hubungan seksual pribadi dan hubungan homoseksual non-komersial antara orang dewasa yang saling setuju. Hal ini berarti, Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) tidak menganggap perbuatan homoseksual sebagai suatu tindakan criminal, selama tidak melanggar hukum-hukum lain yang lebih spesifik, antara lain hukum yang mengatur mengenai perlindungan anak, kesusilaan, pornografi, pelacuran, dan kejahatan pemerkosaan.
            Dalam kesempatan ini penulis ingin mengetahui seberapa besar eksistensi dari sebuah fenomena LGBT di Indonesia khusunya di kampus J1 Universitas Gunadarma, dan berapa banyak mahasiswa yang setuju dengan hadirnya fenomena ini, serta bagaimana cara menyikapi fenomena ini sebagai mahasiswa yang baik. Sehingga penulis akan meneliti sejauh mana “ Eksistensi LGBT di lingkungan kampus J1 Universitas Gunadarma Bekasi.”

1.2    Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang tersebut penulis ingin mengetahui sejauh mana eksistensi LGBT di lingkungan kampus J1 Universitas Gunadarma . Sehingga penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimanakah eksistensi LGBT di lingkungan kampus J1 Universitas Gunadarma ?
2.      Bagaimana cara menyikapi pelaku LGBT




1.3    Tujuan Penelitian
Ada pun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :
1.    Mengetahui seberapa besar eksistensi fenomena LGBT di lingkungan kampus J1 Universitas Gunadarma
2.    Mengetahui bagaimana menyikapi pelaku LGBT

1.4    Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan bagi penulis antara lain adalah untuk mengetahui seberapa besar eksistensi LGBT di lingkungan kampus J1 Universitas Gunadarma.
Sedangkan, manfaat karya tulis ini bagi pembaca adalah antara lain pembaca dapat mengetahui apa itu LGBT, dampak apa saja yang timbul dari fenomena LGBT, dan mengetahui bagaimana cara menyikapi pelaku LGBT.

1.5    Kerangka Pemikiran  dan Kajian Teori
A.    Kerangka Penelitian
 









Hipotesa awal : Lingkungan berpengaruh kepada pelaku LGBT
                                                 dan dapat menyebabkan beberapa dampak.


B.     Kajian Teori
1.      Pengertian Lingkungan
1.1  Definisi Lingkungsn menurut para ahli
a.       Menurut Darsono (1995)
Pengertian lingkungan menurut Darsono adalah semua benda dan kondisi, termasuk manusia dan kegiatan mereka, yang terkandung dalam ruang di mana manusia dan mempengaruhi kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia dan badan-badan hidup lainnya.
b.      Menurut St Munajat Danusaputra
Lingkungan adalah Semua benda dan kondisi termasuk di dalamnya manusia dan aktifitasnya, yang terdapat dalam ruang dimana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan hidup dan jasad renik lainnya.

2.      Pengertian Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender
2.1  Definisi LGBT menurut para ahli
a.       Menurut Karl Maria Kertbeny
Kertbeny merupakan sosok yang memunculkan istilah homoseksual pertama kalinya. Dia memberikan istilah itu untuk menjelaskan perilaku seksual dalam tiga kategori yaitu monoseksual, heteroseksual, dan heterogen. Pengelompokan ini memberikan gambaran untuk hubungan seksual terhadap sesama jenis kelamin, hubungan seksual dengan sesama maupun berbeda jenis kelamin yang dianggap menyimpang dalam masyarakat.
b.      Menurut Swain, Keith W
Menurutnya, LGBT adalah suatu bentuk kelompok-kelompok seksual yang berhubungan dengan lesbian, gay, biseksual, dan transgender. Kelompok sosial ini mulai menampak diri pada arus globalisasi yang semakin pesan dengan menyebarkan konten dan berita terhadap dukungan terhadap kelompoknya.
c.       American Psyciatric Association (APA)
American Psyciatric Association menyatakan bahwa orientasi seksual akan terus berkembang sepanjang hidup seseorang. Orientasi seksual dibagi menjadi tiga berdasarkan   dorongan atau hasrat seksual dan emosional yang bersifat ketertarikan romantis pada suatu jenis kelamin sama. Carol menjelaskan bahwa orientasi seksual merupakan ketertarikan yang muncul pada seseorang dengan jenis kelamin tertentu dan dilandasi perasaan emosional, fisik, seksual, dan cinta

2.2   Jenis-Jenis LGBT
Adapun berbagai macam atau bentuk yang dinamakan dengan LGBT, antara lain adalah sebagai berikut;
a.       Lebian
Jenis yang pertama yang dimaksud dalam bentuk LGBT adalah lesbian yang diberi pengertian sebagai sikap orientasi manusia dengan menyukai sesama jenis. Terutama untuk lesbian ini lebih memiliki daya tarik antara perempun dengan perempuan lainnya.
b.      Gay
Gay adalah salah satu jenis LGBT yang diartikan sebagai bentuk sama-sama suka dengan melakukan hubungan badan antara laki-laki dengan laki – laki hubungan ini dilakukan dengan syarat suka antar sesama dan tidak ada paksaan. Definisi ini menujukan bahawa Gay adalah anonim daripada istilah Lesbian.
c.       Biseksual
Jenis yang kedua adalah Biseksual, yang diartikan sebagai kelainan orinetasi sesksual yang menyukai bukan hanya pada sesama jenis akan tetapi juga menyukai pada lawan jenis. Hal ini misalnya saja kelainan menyukai wanita dan pria dengan keduanya ia akan merasa terpuaskan secara seksualnya.
d.      Transgender
Jenis LGBT yang terakahir adalah transgender yang diartikan sebagai perubahan jenis kelamin yang dialami oleh seseorang, misalnya saja dari laki-laki menjadi merepuan atau perempuan menjadi laki-laki, keadaan ini sudah dirasakan sejak ia kecil atau bahkan sejak ia masih remaja dengan melalui proses yang panjang.

3.      Dampak LGBT
LGBT dapat menyebabkan berbagai macam dampak, diantaranya adalah sebagai berikut :

A.    Dampak kesehatan
Dampak-dampak kesehatan yang ditimbulkan di antaranya adalah sebagai berikut:
Sebanyak 78% pelaku homo seksual terjangkit penyakit kelamin menular (Rueda, E. “The Homosexual Network.” Old Greenwich, Conn., The Devin Adair Company, 1982, p. 53).
Rata-rata usia kaum gay adalah 42 tahun dan menurun menjadi 39 tahun jika korban AIDS dari golongan gay dimasukkan ke dalamnya. Sedangkan rata-rata usia lelaki yang menikah dan normal adalah 75 tahun. Rata-rata usia Kaum lesbian adalah 45 tahun sedangkan rata-rata wanita yang bersuami dan normal 79 tahun (Fields, DR. E. “Is Homosexual Activity Normal?” Marietta, GA).



B.     Dampak sosial
Beberapa dampak sosial yang ditimbulkan adalah sebagai berikut:
Penelitian menyatakan “seorang gay mempunyai pasangan antara 20-106 orang per tahunnya. Sedangkan pasangan zina seseorang tidak lebih dari 8 orang seumur hidupnya.” (Corey, L. And Holmes, K. Sexual Transmissions of Hepatitis A in Homosexual Men.” New England J. Med., 1980, pp 435-438).
43% dari golongan kaum gay yang berhasil didata dan diteliti menyatakan bahwasanya selama hidupnya mereka melakukan homo seksual dengan lebih dari 500 org. 28% melakukannya dengan lebih dari 1000 orang. 79% dari mereka mengatakan bahwa pasangan homonya tersebut berasal dari orang yang tidak dikenalinya sama sekali. 70% dari mereka hanya merupakan pasangan kencan satu malam atau beberapa menit saja (Bell, A. and Weinberg, M.Homosexualities: a Study of Diversity Among Men and Women. New York: Simon & Schuster, 1978).
C.    Dampak Pendidikan
Adapun dampak pendidikan di antaranya yaitu siswa ataupun siswi yang menganggap dirinya sebagai homo menghadapi permasalahan putus sekolah 5 kali lebih besar daripada siswa normal karena mereka merasakan ketidakamanan. Dan 28% dari mereka dipaksa meninggalkan sekolah (National Gay and Lesbian Task Force, “Anti-Gay/Lesbian Victimization,” New York, 1984)
D.    Dampak Keamanan
Dampak keamanan yang ditimbulkan lebih mencengangkan lagi yaitu:
Kaum homo seksual menyebabkan 33% pelecehan seksual pada anak-anak di Amerika Serikat; padahal populasi mereka hanyalah 2% dari keseluruhan penduduk Amerika. Hal ini berarti 1 dari 20 kasus homo seksual merupakan pelecehan seksual pada anak-anak, sedangkan dari 490 kasus perzinaan 1 di antaranya merupakan pelecehan seksual pada anak-anak (Psychological Report, 1986, 58 pp. 327-337).
Meskipun penelitian saat ini menyatakan bahwa persentase sebenarnya kaum homo seksual antara 1-2% dari populasi Amerika, namun mereka menyatakan bahwa populasi mereka 10% dengan tujuan agar masyarakat beranggapan bahwa jumlah mereka banyak dan berpengaruh pada perpolitikan dan perundang-undangan masyarakat (Science Magazine, 18 July 1993, p. 322).

4.      LGBT sebagai penyimpangan sosial
Dalam konteks penyimpangan sosial, LGBT dikatakan menyimpang karena fenomena tersebut tidak sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku dalam banyak kelompok masyarakat. Homoseksual dianggap sebagai sebuah media yang tidak wajar demi mendapatkan kepuasan seksual. Dalam kehidupan sosial, ada beberapa pandangan mengenai homoseksualitas. Sebagian masyarakat membolehkan interaksi homoseksual meskipun lebih banyak masyarakat yang mengutuk perilaku homoseksual.
Dalam kaitannya sebagai bentuk perilaku menyimpang, secara sosiologis maupun umum LGBT dapat diartikan sebagai perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dalam sudut pandang masyarakat luas maupun masyarakat tempat pelaku penyimpangan berada. Jika ditinjau dari sudut pandang etimologis, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia menerjemahkan perilaku menyimpang sebagi tingkah laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang tidak sesuai dengan norma-norma dan hukum yang ada dalam masyarakat.
Robert M. Z. Lawang mengartikan perilaku menyimpang sebagai semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial (masyarakat) dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang untuk memperbaiki hal tersebut.LGBT merupakan salah satu bentuk perilaku menyimpang yang bukan hanya secara gamblang telah menyalahi norma-norma yang ada dalam banyak masyarakat namun juga turut mendorong terciptanya upaya sadar dari sebagian elemen masyarakat yang berwenang untuk menekan perkembangan komunitas LGBTdalam suatu masyarakat.
Penilaian masyarakat yang mengecam homoseksual diberikan dalam beberapa bentuk. Dari sudut pandang agama, homoseksualitas dianggap sebagai dosa. Dari sudut pandang hukum, dilihat sebagai penjahat. Dari sudut pandang medis terkadang masih dianggap sebagai penyakit. Dan dari sudut pandang opini publik, dianggap sebagai penyimpangan sosial. Sementara itu, kelompok masyarakat yang memiliki pandangan berlawanan dengan persepsi di atas, menganggap homoseksualitas sebagai suatu gaya hidup.

2.1    Teknik Pengumpulan Data
Dalam karya tulis ini penulis menggunakan teknik angket atau kuesioner.

2.2    Lokasi Penelitian
Nama Tempat  : Kampus J1 Universitas Gunadarma Kalimalang, Bekasi.
Alamat              : Jalan KH. Noer Ali, Jakasampurna, Bekasi Barat, Kota
   Bekasi, Jawa Barat. 17145.
                Hari, Tanggal  : Jumat, 6 Juli 2018
            Jam                  : 13.00 - Selesai


BAB II
HASIL TEMUAN PENELITIAN

2.1  Hasil Temuan Penelitian
1.      Apakah anda tahu mengenai fenomena LGBT ?
Jawaban :

2.      Darimanakah anda mengetahui fenomena LGBT ?
Jawaban :








3.      Menurut anda bagaimana pengebab LGBT terjadi?
Jawaban :

4.      Menurut anda apakah LGBT itu sebuah penyakit ?
Jawaban :

5.      Apakah anda setuju jika seorang LGBT dapat berubah  ?
Jawaban :
6.      Menurut anda cara efektif bagi seorang LGBT untuk berubah adalah?
Jawaban :

7.      Siapakah yang paling berperan jika seorang LGBT ingin berubah ?
Jawaban :










8.      Menurut anda apakah seorang LGBT yang sudah normal dapat berubah kembali?
Jawaban :

9.      Apakah anda setuju dengan adanya pelaku LGBT di Indonesia khususnya di lingkungan kampus J1 Universitas Gunadarma?
Jawaban :










10.  Jika terdapat teman dekat/keluarga anda adalah pelaku LGBT apa yang anda lakukan?
Jawaban :

















BAB III
   PEMBAHASAN

3.1    Eksisteni LGBT di lingkungan kampus J1 Universitas Gunadarma
A.    Fenomena LGBT di lingkungan kampus
            Dari angket yang telah disebar oleh penulis terhadap 50 responden yang berasal dari fakultas dan jenis kelamin berbeda, diperoleh informasi bahwa fenomena LGBT sudah banyak di ketahui seluruh mahasiswa kampus J1 Gunadarma. Terdapat 46 % responden yang telah mengisi kuesioner mengetahui tentang LGBT berasal dari sosial media.
            Jika ditinjau dari berapa mahasiswa yang setuju dengan adanya fenomena LGBT dilingkungan kampus terdapat 90% mahasiswa tidak setuju dengan LGBT.

B.     Penyebab terjadinya LGBT dan dampaknya
            Bila ditinjau dari sisi faktor penyebab, maka diperoleh hasil bahwa penyebab terjadinya LGBT adalah lingkungan. Banyak faktor yang kemungkingan besar seorang berubah menjadi pelaku LGBT diantaranya adalah faktor trauma di masa lalu, dan sosialisasi yang tidak sempurna di masyarakat. Namun terdapat juga penyebab terjadinya LGBT adalah seorang LGBT merasa dirinya bukan laki – laki atau perempuan dimulai sejak masih kecil.
            Berdasarkan hasil angket yang sudah dikumpulkan, LGBT bukan penyakit. Namun berbagaimacam dampak yang ditimbulkan adalah merusak tatanan sosial dalam masyarakat karena secara jelas disebutkan bahwa LGBT adalah sebuah penyimpangan. Dimana perilaku ini menyimpang dari norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat. Meningkatkan resiko penularan penyakit seks menular HIV/AIDS di dalam masyarakat. Komunitas LGBT yang berbasis media sosial dapat memberikan pengaruh pada mereka yang non LGBT secara luas melalui media sosial. Merusak tatanan keluarga ideal yaitu ayah, ibu dan anak karena, LGBT menghendaki hubungan sejenis bahakan menuntut pernikahan sejenis. Dan bisa berakibat pada tingkat kelahiran.

C.    Cara efektif bagi seorang LGBT untuk berubah
            Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, seorang LGBT dapat berubah menjadi normal, dan cara efektif agar pelaku LGBT berubah adalah dengan dukungan, nasehat, dan mengikuti kajian agama yang diyakini agar tidak lagi menjadi pelaku LGBT.
            Terdapat banyak cara agar pelaku LGBT berubah diantaraya adalah memberikan pendidikan kepada kaum lgbt mengenai seks atau disebut sex eduction, pemberian terapi pada kaum LGBT, kaum LGBT jangan dikucilkan dan diskriminasikan melainkan dirangkul untuk di sadarkan, dibutuhkan upaya pemerintah dalam menghadapi lgbt, seperti pembuatan regulasi dan penyediaan lapangan pekerjaan. Dan yang paling penting adalah keluarga harus bisa mengsosialisasikan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat pada anggota keluarga.












BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan                                                        
Dari pembahasan yang telah dijabarkan penulis, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Semua mahasiswa Gunadarma kampus J1 sudah mengetahui fenomena LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender). Sebanyak 46% mahasiswa Gunadarma mengetahui LGBT di media sosial, dan 90% mahasiswa Gunadarma tidak setuju dengan kehadiran LGBT di lingkungan kampus J1 Universitas Gunadarma.
2. Dari sisi faktor penyebab, diperoleh hasil bahwa faktor penyebab terjadinya LGBT adalah lingkungan.
3.  Pelaku LGBT dapat berubah menjadi normal. Cara efektif agar pelaku LGBT dapat berubah adalah dengan dukungan, nasehat, dan mengikuti kajian agama yang diyakini.
5.2 Saran
1.         Mencari lebih banyak responden sebagai sumber penelitian.
2.         Mencari lebih banyak referensi baik dari internet, buku, Koran, maupun sumber-sumber lainnya.
3.         Membuat target penyelesaian penelitian







DAFTAR PUSTAKA

 (Rueda, E. “The Homosexual Network.” Old Greenwich, Conn., The Devin Adair Company, 1982, p. 53).
(Corey, L. And Holmes, K. Sexual Transmissions of Hepatitis A in Homosexual Men.” New England J. Med., 1980, pp 435-438).
(Bell, A. and Weinberg, M.Homosexualities: a Study of Diversity Among Men and Women. New York: Simon & Schuster, 1978).
(National Gay and Lesbian Task Force, “Anti-Gay/Lesbian Victimization,” New York, 1984)














LAMPIRAN

A.    Dokumentasi  foto pada saat melakukan penyebaran kuesioner

 
  

B.     Dokumentasi kertas kuesioner