EKSISTENSI
LGBT DI LINGKUNGAN KAMPUS J1 UNIVERSITAS GUNADARMA BEKASI
Karya Tulis
Disusun oleh :
Adella Putri (30217109)
Anisa Dewi (30217785)
Nazla Latifa (34217470)
Syifa Aulia (35217859)
Yudha Yohanes (36217323)
Program : D3 Manajemen
Pemasaran
KATA PENGANTAR
Assalammualaikumwr.Wb.
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunianya kepada penulis selaku mahasiswa
Universitas Gunadarma .Berkat rahmat dan karunia-Nya penulis
dapat membuat makalah
ini sebagai tugas Pendidikan Kewarganegaraan. Maka dari itu,
dengan ini penulis
menyampaikan makalah yang berjudul“Eksistensi
LGBT di lingkungan kampus J1 Universitas Gunadarma Bekasi ”.
Denganini
pula penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada bapak Muhammad Ali selaku
dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.Penulis menyadari, dalam pelaksanaan
penelitian serta penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan
kesalahan. Oleh sebab itu, penulis memohon maklum dan meminta maaf atas segala kekurangan
dan kesalahan.
Akhir
kata, penulis memohon maaf yang atas kekurangan, kesalahan, serta kekhilafan kami
selama pelaksanaan penelitian maupun dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi penulis dan siapa pun yang membacanya.
Wassalammualaikumwr.wb.
Bekasi, Juli 2018
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk
sosial, sehingga manusia tidak luput untuk berinteraksi dengan menusia yang
lainnya. Di dalam proses
kehidupan, manusia dituntut untuk melakoni aktivitasnya agar tidak menyimpang. Hal
ini dilakukan, agar kita sebagai manusia dapat diterima di lingkungan sosial.
Salah satunya seperti menentukan identitas pribadi yang paling krusial.
Identitas krusial yaitu bagian di mana manusia menggolongkan dirinya sebagai
perempuan atau sebagai laki-laki. Situasi dan lingkungan merupakan salah satu
faktor yang menentukan peristiwa tersebut. Sebab, dalam menjalani hidup,
manusia dihadapkan dengan berbagai macam pilihan seperti apa yang kita kenakan
dan makan, bagaimana cara berinteraksi satu sama lain, dan di mana saja kita
menghabiskan waktu dalam kehidupan sehari-hari. Keempat hal ini sangat
menentukan dimana posisi sosial atau status sosial kita berada. Karena keadaan
tersebut dapat mempengaruhi identitas pribadi yang ada dalam diri manusia itu
sendiri.
Di zaman
sekarang, fenomena LGBT semakin ramai diperbincangkan. Hal tersebut disebabkan banyaknya pemberitaan
LGBT itu sendiri. Kemudian diangkatnya sosok LGBT dalam berbagai media.
Sehingga masyarakat semakin familiar. LGBT sekarang menjadi sesuatu topik yang
sering dibicarakan di kalangan semua usia. LGBT
tidak mengenal batasan usia,
jenis kelamin, status sosial maupun pekerjaan bahkan agama.
Tak jarang mucul
olokan yang ditujukan pada anggota LGBT. Hal-hal seperti
ini, opini pribadi akan
ketidaksukaan pada LGBT
secara umum akan muncul, kemudian
bergulir menjadi opini publik melahirkan pandangan itu mengganggu dan membahayakan apalagi jika ia
dalam lingkungan kampus. Dengan anggapan
bahwa LGBT dapat menular, serta dengan sengaja menularkan. Artinya, masih ada mispersepsi publik terhadap persoalan LGBT.
Sejauh
ini hukum nasional Indonesia tidak mengkriminalisasikan LGBT. Hukum pidana
nasional tidak melarang hubungan seksual pribadi dan hubungan homoseksual
non-komersial antara orang dewasa yang saling setuju. Hal ini berarti, Kitab
Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) tidak menganggap perbuatan homoseksual
sebagai suatu tindakan criminal, selama tidak melanggar hukum-hukum lain yang
lebih spesifik, antara lain hukum yang mengatur mengenai perlindungan anak,
kesusilaan, pornografi, pelacuran, dan kejahatan pemerkosaan.
Dalam
kesempatan ini penulis ingin mengetahui seberapa besar eksistensi dari sebuah
fenomena LGBT di Indonesia khusunya di kampus J1 Universitas Gunadarma, dan
berapa banyak mahasiswa yang setuju dengan hadirnya fenomena ini, serta
bagaimana cara menyikapi fenomena ini sebagai mahasiswa yang baik. Sehingga
penulis akan meneliti sejauh mana “ Eksistensi LGBT di lingkungan kampus J1
Universitas Gunadarma Bekasi.”
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan Latar belakang tersebut penulis ingin
mengetahui sejauh mana eksistensi LGBT di lingkungan kampus J1 Universitas
Gunadarma . Sehingga penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah eksistensi LGBT di lingkungan kampus J1
Universitas Gunadarma ?
2. Bagaimana cara menyikapi pelaku LGBT
1.3
Tujuan
Penelitian
Ada pun tujuan dari penelitian ini
sebagai berikut :
1. Mengetahui
seberapa besar eksistensi fenomena LGBT di lingkungan kampus J1 Universitas
Gunadarma
2. Mengetahui bagaimana menyikapi pelaku LGBT
1.4
Manfaat
Penulisan
Manfaat penulisan bagi penulis antara lain adalah
untuk mengetahui seberapa besar eksistensi LGBT di lingkungan kampus J1
Universitas Gunadarma.
Sedangkan, manfaat karya tulis ini bagi pembaca
adalah antara lain pembaca dapat mengetahui apa itu LGBT, dampak apa saja yang
timbul dari fenomena LGBT, dan mengetahui bagaimana cara menyikapi pelaku LGBT.
1.5
Kerangka Pemikiran
dan Kajian Teori
A.
Kerangka Penelitian
Hipotesa awal : Lingkungan berpengaruh
kepada pelaku LGBT
dan
dapat menyebabkan beberapa dampak.
B.
Kajian Teori
1.
Pengertian Lingkungan
1.1 Definisi Lingkungsn menurut para ahli
a. Menurut Darsono (1995)
Pengertian lingkungan
menurut Darsono adalah semua benda dan kondisi, termasuk manusia dan kegiatan
mereka, yang terkandung dalam ruang di mana manusia dan mempengaruhi
kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia dan badan-badan hidup lainnya.
b.
Menurut St Munajat Danusaputra
Lingkungan adalah
Semua benda dan kondisi termasuk di dalamnya manusia dan aktifitasnya, yang
terdapat dalam ruang dimana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup
serta kesejahteraan hidup dan jasad renik lainnya.
2. Pengertian Lesbian, Gay, Biseksual, dan
Transgender
2.1 Definisi LGBT menurut para ahli
a.
Menurut Karl Maria Kertbeny
Kertbeny merupakan
sosok yang memunculkan istilah homoseksual pertama kalinya. Dia memberikan
istilah itu untuk menjelaskan perilaku seksual dalam tiga kategori yaitu
monoseksual, heteroseksual, dan heterogen. Pengelompokan ini memberikan
gambaran untuk hubungan seksual terhadap sesama jenis kelamin, hubungan seksual
dengan sesama maupun berbeda jenis kelamin yang dianggap menyimpang dalam
masyarakat.
b.
Menurut Swain, Keith W
Menurutnya, LGBT
adalah suatu bentuk kelompok-kelompok seksual yang berhubungan dengan lesbian,
gay, biseksual, dan transgender. Kelompok sosial ini mulai menampak diri pada
arus globalisasi yang semakin pesan dengan menyebarkan konten dan berita
terhadap dukungan terhadap kelompoknya.
c.
American Psyciatric Association (APA)
American Psyciatric Association menyatakan bahwa
orientasi seksual akan terus berkembang sepanjang hidup seseorang. Orientasi
seksual dibagi menjadi tiga berdasarkan dorongan atau hasrat seksual dan emosional
yang bersifat ketertarikan romantis pada suatu jenis kelamin sama. Carol
menjelaskan bahwa orientasi seksual merupakan ketertarikan yang muncul pada
seseorang dengan jenis kelamin tertentu dan dilandasi perasaan emosional,
fisik, seksual, dan cinta
2.2 Jenis-Jenis LGBT
Adapun berbagai macam
atau bentuk yang dinamakan dengan LGBT, antara lain adalah sebagai berikut;
a.
Lebian
Jenis yang pertama
yang dimaksud dalam bentuk LGBT adalah lesbian yang diberi pengertian sebagai
sikap orientasi manusia dengan menyukai sesama jenis. Terutama untuk lesbian
ini lebih memiliki daya tarik antara perempun dengan perempuan lainnya.
b.
Gay
Gay adalah salah satu
jenis LGBT yang diartikan sebagai bentuk sama-sama suka dengan melakukan
hubungan badan antara laki-laki dengan laki – laki hubungan ini dilakukan
dengan syarat suka antar sesama dan tidak ada paksaan. Definisi ini menujukan
bahawa Gay adalah anonim daripada istilah Lesbian.
c.
Biseksual
Jenis yang kedua
adalah Biseksual, yang diartikan sebagai kelainan orinetasi sesksual yang menyukai
bukan hanya pada sesama jenis akan tetapi juga menyukai pada lawan jenis. Hal
ini misalnya saja kelainan menyukai wanita dan pria dengan keduanya ia akan
merasa terpuaskan secara seksualnya.
d.
Transgender
Jenis LGBT yang terakahir
adalah transgender yang diartikan sebagai perubahan jenis kelamin yang dialami
oleh seseorang, misalnya saja dari laki-laki menjadi merepuan atau perempuan
menjadi laki-laki, keadaan ini sudah dirasakan sejak ia kecil atau bahkan sejak
ia masih remaja dengan melalui proses yang panjang.
3. Dampak LGBT
LGBT dapat menyebabkan
berbagai macam dampak, diantaranya adalah sebagai berikut :
A. Dampak
kesehatan
Dampak-dampak kesehatan yang ditimbulkan di antaranya
adalah sebagai berikut:
Sebanyak 78% pelaku homo seksual terjangkit
penyakit kelamin menular (Rueda, E. “The Homosexual Network.” Old Greenwich,
Conn., The Devin Adair Company, 1982, p. 53).
Rata-rata
usia kaum gay adalah 42 tahun dan menurun menjadi 39 tahun jika korban AIDS
dari golongan gay dimasukkan ke dalamnya. Sedangkan rata-rata usia lelaki yang
menikah dan normal adalah 75 tahun. Rata-rata usia Kaum lesbian adalah 45 tahun
sedangkan rata-rata wanita yang bersuami dan normal 79 tahun (Fields, DR. E.
“Is Homosexual Activity Normal?” Marietta, GA).
B. Dampak
sosial
Beberapa dampak sosial yang ditimbulkan adalah sebagai
berikut:
Penelitian
menyatakan “seorang gay mempunyai pasangan antara 20-106 orang per tahunnya.
Sedangkan pasangan zina seseorang tidak lebih dari 8 orang seumur hidupnya.”
(Corey, L. And Holmes, K. Sexual Transmissions of Hepatitis A in Homosexual
Men.” New England J. Med., 1980, pp 435-438).
43% dari
golongan kaum gay yang berhasil didata dan diteliti menyatakan bahwasanya
selama hidupnya mereka melakukan homo seksual dengan lebih dari 500 org. 28%
melakukannya dengan lebih dari 1000 orang. 79% dari mereka mengatakan bahwa
pasangan homonya tersebut berasal dari orang yang tidak dikenalinya sama
sekali. 70% dari mereka hanya merupakan pasangan kencan satu malam atau
beberapa menit saja (Bell, A. and Weinberg, M.Homosexualities: a Study of
Diversity Among Men and Women. New York: Simon & Schuster, 1978).
C. Dampak
Pendidikan
Adapun dampak pendidikan di antaranya yaitu siswa
ataupun siswi yang menganggap dirinya sebagai homo menghadapi permasalahan
putus sekolah 5 kali lebih besar daripada siswa normal karena mereka merasakan
ketidakamanan. Dan 28% dari mereka dipaksa meninggalkan sekolah (National Gay
and Lesbian Task Force, “Anti-Gay/Lesbian Victimization,” New York, 1984)
D. Dampak
Keamanan
Dampak keamanan yang ditimbulkan lebih mencengangkan
lagi yaitu:
Kaum homo seksual menyebabkan 33% pelecehan seksual
pada anak-anak di Amerika Serikat; padahal populasi mereka hanyalah 2% dari
keseluruhan penduduk Amerika. Hal ini berarti 1 dari 20 kasus homo seksual
merupakan pelecehan seksual pada anak-anak, sedangkan dari 490 kasus perzinaan
1 di antaranya merupakan pelecehan seksual pada anak-anak (Psychological
Report, 1986, 58 pp. 327-337).
Meskipun penelitian saat ini menyatakan bahwa
persentase sebenarnya kaum homo seksual antara 1-2% dari populasi Amerika,
namun mereka menyatakan bahwa populasi mereka 10% dengan tujuan agar masyarakat
beranggapan bahwa jumlah mereka banyak dan berpengaruh pada perpolitikan dan
perundang-undangan masyarakat (Science Magazine, 18 July 1993, p. 322).
4. LGBT sebagai penyimpangan sosial
Dalam konteks
penyimpangan sosial, LGBT dikatakan menyimpang karena fenomena tersebut tidak
sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku dalam banyak kelompok masyarakat.
Homoseksual dianggap sebagai sebuah media yang tidak wajar demi mendapatkan
kepuasan seksual. Dalam kehidupan sosial, ada beberapa pandangan mengenai
homoseksualitas. Sebagian masyarakat membolehkan interaksi homoseksual meskipun
lebih banyak masyarakat yang mengutuk perilaku homoseksual.
Dalam kaitannya
sebagai bentuk perilaku menyimpang, secara sosiologis maupun umum LGBT dapat
diartikan sebagai perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan
dalam sudut pandang masyarakat luas maupun masyarakat tempat pelaku
penyimpangan berada. Jika ditinjau dari sudut pandang etimologis, Kamus Lengkap
Bahasa Indonesia menerjemahkan perilaku menyimpang sebagi tingkah laku,
perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang tidak sesuai
dengan norma-norma dan hukum yang ada dalam masyarakat.
Robert M. Z. Lawang
mengartikan perilaku menyimpang sebagai semua tindakan yang menyimpang dari
norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial (masyarakat) dan menimbulkan
usaha dari mereka yang berwenang untuk memperbaiki hal tersebut.LGBT merupakan
salah satu bentuk perilaku menyimpang yang bukan hanya secara gamblang telah
menyalahi norma-norma yang ada dalam banyak masyarakat namun juga turut
mendorong terciptanya upaya sadar dari sebagian elemen masyarakat yang
berwenang untuk menekan perkembangan komunitas LGBTdalam suatu masyarakat.
Penilaian masyarakat
yang mengecam homoseksual diberikan dalam beberapa bentuk. Dari sudut pandang
agama, homoseksualitas dianggap sebagai dosa. Dari sudut pandang hukum, dilihat
sebagai penjahat. Dari sudut pandang medis terkadang masih dianggap sebagai
penyakit. Dan dari sudut pandang opini publik, dianggap sebagai penyimpangan
sosial. Sementara itu, kelompok masyarakat yang memiliki pandangan berlawanan
dengan persepsi di atas, menganggap homoseksualitas sebagai suatu gaya hidup.
2.1
Teknik Pengumpulan Data
Dalam karya tulis ini penulis menggunakan teknik angket atau kuesioner.
2.2
Lokasi Penelitian
Nama Tempat : Kampus J1
Universitas Gunadarma Kalimalang, Bekasi.
Alamat : Jalan KH. Noer Ali, Jakasampurna, Bekasi
Barat, Kota
Bekasi, Jawa Barat. 17145.
Hari, Tanggal :
Jumat, 6 Juli 2018
Jam : 13.00 - Selesai
BAB II
HASIL TEMUAN PENELITIAN
2.1 Hasil Temuan Penelitian
1.
Apakah
anda tahu mengenai fenomena LGBT ?
Jawaban :
2.
Darimanakah
anda mengetahui fenomena LGBT ?
Jawaban :
3.
Menurut
anda bagaimana pengebab LGBT terjadi?
Jawaban :
4.
Menurut
anda apakah LGBT itu sebuah penyakit ?
Jawaban :
5.
Apakah
anda setuju jika seorang LGBT dapat berubah
?
Jawaban :
6.
Menurut
anda cara efektif bagi seorang LGBT untuk berubah adalah?
Jawaban :
7.
Siapakah
yang paling berperan jika seorang LGBT ingin berubah ?
Jawaban :
8.
Menurut
anda apakah seorang LGBT yang sudah normal dapat berubah kembali?
Jawaban :
9.
Apakah
anda setuju dengan adanya pelaku LGBT di Indonesia khususnya di lingkungan
kampus J1 Universitas Gunadarma?
Jawaban :
10. Jika terdapat teman dekat/keluarga anda adalah pelaku
LGBT apa yang anda lakukan?
Jawaban :
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1 Eksisteni LGBT di lingkungan kampus J1
Universitas Gunadarma
A.
Fenomena LGBT di lingkungan kampus
Dari
angket yang telah disebar oleh penulis terhadap 50 responden yang berasal dari
fakultas dan jenis kelamin
berbeda,
diperoleh informasi bahwa fenomena LGBT sudah banyak di ketahui seluruh
mahasiswa kampus J1 Gunadarma.
Terdapat 46 % responden yang telah mengisi kuesioner mengetahui tentang LGBT
berasal dari sosial media.
Jika ditinjau dari berapa mahasiswa
yang setuju dengan adanya fenomena LGBT dilingkungan kampus terdapat 90%
mahasiswa tidak setuju dengan LGBT.
B. Penyebab
terjadinya LGBT dan dampaknya
Bila
ditinjau dari sisi faktor penyebab, maka diperoleh hasil bahwa penyebab terjadinya LGBT adalah lingkungan. Banyak faktor yang
kemungkingan besar seorang berubah menjadi pelaku LGBT diantaranya adalah
faktor trauma di masa lalu, dan sosialisasi yang tidak sempurna di masyarakat.
Namun terdapat juga penyebab terjadinya LGBT adalah seorang LGBT merasa dirinya
bukan laki – laki atau perempuan dimulai sejak masih kecil.
Berdasarkan hasil angket yang sudah
dikumpulkan, LGBT bukan penyakit. Namun berbagaimacam dampak yang ditimbulkan
adalah merusak
tatanan sosial dalam masyarakat karena secara jelas disebutkan bahwa LGBT
adalah sebuah penyimpangan. Dimana perilaku ini menyimpang dari norma dan nilai
yang berlaku dalam masyarakat. Meningkatkan resiko penularan penyakit seks
menular HIV/AIDS di dalam masyarakat. Komunitas LGBT yang berbasis media sosial
dapat memberikan pengaruh pada mereka yang non LGBT secara luas melalui media
sosial. Merusak tatanan keluarga ideal yaitu ayah, ibu dan anak karena, LGBT
menghendaki hubungan sejenis bahakan menuntut pernikahan sejenis. Dan bisa
berakibat pada tingkat kelahiran.
C.
Cara
efektif bagi seorang LGBT untuk berubah
Dari hasil penelitian yang penulis
lakukan, seorang LGBT dapat berubah menjadi normal, dan cara efektif agar
pelaku LGBT berubah adalah dengan dukungan, nasehat, dan mengikuti kajian agama
yang diyakini agar tidak lagi menjadi pelaku LGBT.
Terdapat banyak cara agar pelaku
LGBT berubah diantaraya adalah memberikan pendidikan kepada kaum lgbt mengenai seks
atau disebut sex eduction, pemberian terapi
pada kaum LGBT, kaum LGBT jangan dikucilkan dan diskriminasikan melainkan
dirangkul untuk di sadarkan, dibutuhkan upaya pemerintah dalam menghadapi lgbt,
seperti pembuatan regulasi dan penyediaan lapangan pekerjaan. Dan yang paling
penting adalah keluarga harus bisa mengsosialisasikan nilai dan norma yang
berlaku di masyarakat pada anggota keluarga.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Simpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan
penulis, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Semua mahasiswa Gunadarma kampus J1
sudah mengetahui fenomena LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender). Sebanyak
46% mahasiswa Gunadarma mengetahui LGBT di media sosial, dan 90% mahasiswa
Gunadarma tidak setuju dengan kehadiran LGBT di lingkungan kampus J1
Universitas Gunadarma.
2. Dari sisi faktor penyebab, diperoleh
hasil bahwa faktor penyebab terjadinya LGBT adalah lingkungan.
3.
Pelaku LGBT dapat berubah menjadi normal. Cara efektif agar pelaku LGBT
dapat berubah adalah dengan dukungan, nasehat, dan mengikuti kajian agama yang
diyakini.
5.2 Saran
1.
Mencari lebih banyak responden sebagai
sumber penelitian.
2.
Mencari lebih banyak referensi baik dari
internet, buku, Koran, maupun sumber-sumber lainnya.
3.
Membuat target penyelesaian penelitian
DAFTAR PUSTAKA
(Rueda, E. “The Homosexual Network.”
Old Greenwich, Conn., The Devin Adair Company, 1982, p. 53).
(Corey, L. And Holmes, K. Sexual Transmissions of Hepatitis A in Homosexual
Men.” New England J. Med., 1980, pp 435-438).
(Bell, A. and Weinberg, M.Homosexualities: a Study of
Diversity Among Men and Women. New York: Simon & Schuster, 1978).
(National Gay and Lesbian Task Force,
“Anti-Gay/Lesbian Victimization,” New York, 1984)
LAMPIRAN
A.
Dokumentasi foto pada saat
melakukan penyebaran kuesioner
B.
Dokumentasi
kertas kuesioner